KEBUMEN, KOMPAS.com - Wakil outbound trining Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mengatakan, Pertamina harus lebih cekatan wisata malang dan bertanggungjawab terkait program-program konversi elpiji tabung tiga kilogram.
Menurut dia, Pertamina sebagai lembaga outbound training malang salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang ditugasi pemerintah untuk memproduksi dan mendistribusikan elpiji kepada masyarakat, juga harus menyediakan asuransi.
"Pertamina harus bertindak cekatan rafting malang dan tanggungjawab. Selain itu juga harus menyediakan lembaga outbound asuransi bagi masyarakat yang menggunakan elpiji," kata Taufik Kurniawan, di Kebumen, Senin (26/7/2010).
Selain itu, harus ada terobosan mekanisme tender sehingga tidak terjadi adanya pembuatan tabung elpiji sebanyak 6 juta dalam satu tahun.
"Bagaimana mungkin aspek keselamatannya bisa diperhatikan manakala terjadi kelebihan produksi," katanya.
Seringkali karena tidak tercapai kapasitas produksinya, rekanan yang memenangkan tender tersebut melakukan subkontrak kepada perusahaan yang tidak berkompeten.
"Saat dilakukan sub-kontrak ini, sering tidak diperhatikan keamanan dari pabrik-pabrik tersebut sehingga harus diubah mekanisme tendernya," katanya.
Menurut dia, hal ini perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwajib. "Kita berharap, ke depan bisa lebih serius. Kita mengusulkan program asuransi harus diterapkan kepada pengguna elpiji," katanya.
Taufik juga berharap tak perlu diperdebatkan lagi penyebab terjadinya ledakan elpiji Pertamina.
"Tidak perlu lagi diperdebatkan, pipa atau tabung. Yang pasti gasnya meledak dan faktanya banyak warga masyarakat yang menjadi korban," katanya.
Oleh karena itu, program asuransi kecelakaan sebaiknya diterapkan bagi pengguna elpiji sehingga tidak membebani uang rakyat maupun APBN.
Senin, 26 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar